RSS

Arsip Kategori: ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

Bantahan untuk Luqman Ba’abduh dan Buku Mereka Adalah Teroris

mat
Oleh : Dr. Muhammad Arifin Badri

Assalamu’alaikum warahmatullah.

Banyak komentar yang menyatakan bahwa kawan-kawan yang pernah tergabung dalam FKAWJ & LJ sudah bertaubat termasuk saudara Luqman Ba’abduh dari berbagai kesalahan yang disebutkan, lantas mengapa kok masih juga diungkit-ungkit?

Jawaban: benar demikian yang saja dengar dan baca, dan ini bukanlah hal yang baru bagi saya, akan tetapi saya masih merasa sikap taubat tersebut masih tidak sempurna, dengan sebab beberapa hal berikut:

Betapa banyak dari saudara-saudara kita yang dimusuhi, diklaim sururi atau dinyatakan sebagai ahlul bid’ah hanya karena menyelisihi dan tidak sudi untuk andil dalam apa yang mereka sebut-sebut sebagai jihad, akan tetapi hingga kini tidak ada perubahan sikap dari saudara-saudara kita mantan FKAWJ & LJ.
Dahulu dan hingga saat ini saudara-saudara kita yang pernah tergabung di FKAWJ& LJ senantiasa mengatakan bahwa jihad mereka berdasarkan fatwa ulama’, sampai-sampai terkesan itu adalah sikap seluruh ulama’ sehingga mereka menganggap orang yang tidak sepaham dengan jihad mereka dianggap telah menggembosi jihad yang syar’i. Padahal setiap orang tahu bahwa ulama’ tidak semuanya sepakat dengan pendapat tersebut, bahkan kebanyakan ulama’ tidak menyetujui jihad Ambon tersebut, termasuk Syeikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin, Abdul Muhsin Al Abbad, Sholeh As Suhaimy, dan ulama’-ulama’ lainnya. Sehingga semestinya ada upaya untuk meluruskan fakta ini dan upaya pembersihan nama saudara-saudara mereka yang telah mereka tuding secara sepihak tanpa alasan yang dibenarkan telah menggembosi jihad syar’i. Nyatanya hingga saat ini hal tersebut tidak terjadi.
Lebel “Ihyaut Turats”. Setiap atau kebanyakan orang yang dimusuhi oleh saudara-saudara kita yang pernah tergabung dengan FKAWJ & LJ senantiasa dituding-tuding berlimang-limang atau berenang di riak-riak dinar “Ihyaut Turats” atau menjadi dai “Ihyaut Turats”, sampai-sampai hal ini seakan-akan menjadi suatu prinsip dalam aqidah saudara-saudara kita yang pernah tergabung dalam FKAWJ & LJ. Padahal setiap dari kita sudah tahu bahwa para ulama’ berselisih pendapat dalam hal ini, dan tidak setiap orang menerima dana dari mereka apalagi menjadi da’inya. Secara pribadi saya setuju untuk tidak menerima dana dari mereka, demi menjaga persatuan dan kesatuan salafiyyin di Indonesia, walau demikian, tidak berarti saya harus memusuhi setiap orang yang menerima dari mereka, sebagaimana yang pernah dijelaskan oleh Syeikh Ibrahim bin ‘Amir Ar Ruhaily.

Karena beberapa hal di atas dan juga yang lainnya, maka kami masih merasa perlu untuk mengingatkan saudara-saudara kita akan pentingnya introspeksi
Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 11, 2014 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Fanatisme Fanatisme

Oleh Ustadz Aris Munandar

موقفنا من الدعوات المختلفة وموقفنا من الدعوات المختلفة التي طغت في هذا العصر ففرقت القلوب و بلبلت الأفكار أن نزنها بميزان دعوتنا فما وافقها فمرحبا به و ما خالفها فنحن براء منه و نحن مؤمنون بأن دعوتنا عامة محيطة لا تغادر جزءا صالحا من أية دعوة إلا ألمت به و أشارت إليه

Syaikh Hasan al Bana mengatakan,
“Sikap kita terhadap berbagai gerakan dakwah yang demikian banyak di zaman ini sehingga menimbulkan perpecahan hati (kaum muslimin) dan kacaunya pemikiran adalah menimbang berbagai gerakan dakwah tersebut dengan dakwah kita (baca: ajaran IM). Semua gerakan yang selaras dengan dakwah kita maka kita sambut dengan hangat. Sedangkan berbagai gerakan yang menyelisihi dakwah kita maka kita berlepas diri darinya. Kita beriman (baca: yakin dengan sepenuh hati) bahwa dakwah kita adalah mencakup semua aspek kehidupan dan meliputi (segala kebaikan). Tidak ada satu pun hal positif yang dimiliki oleh berbagai gerakan dakwah melainkan dakwah kita mengajarkan dan mengisyaratkan agar memujudkannya”[Rasail al Imam Hasan al Bana jilid 1 hal 8, Syamilah].

Moga Allah mengampuni Ustadz Hasan al Bana. Jika kita telaah kalimat demi kalimat di atas mungkinkah ‘dakwah kita’ dalam kutipan di atas bermakna dakwah Islam? Moga Allah menyayangi orang-orang yang bisa bersikap objektif dan mengatakan salah untuk hal yang salah meski diucapkan oleh orang yang sangat dikagumi. Inilah kewajiban setiap muslim dalam menyikapi semua manusia yang ia kagumi kecuali Nabi.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 5, 2011 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

HAKEKAT YANG TERSEMBUNYI DARI SAYYID QUTHUB

Oleh Pustaka Al-Furqon Emirat

Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga, dan pada sahabat, serta siapa saja yang mengikuti petunjuknya. Amma ba’du.

Wahai saudaraku yang mengidamkan jalan sunnah, serta keselamatan dari bid’ah-bid’ah dan hizbiyah (fanatik golongan). Inilah sebagian perkataan, yang dikumpulkan untuk anda, agar anda memiliki kejelasan sikap serta dasar ilmu dalam beragama, dan hendaklah anda berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perang pemikiran yang penuh dengan dosa. Hal ini telah memenuhi buku-buku orang-orang yang dikenal sebagai para pemikir Islam, semisal Sayyid Quthub yang nisbatnya kepada kelompok Ikhwanul Muslimin.

Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Baaz telah berfatwa 2 tahun sebelum beliau wafat, bahwa kelompok Ikhwanul Muslimin dan Jama’ah Tabligh termasuk 72 golongan yang binasa, [2] sebagaimana yang telah ada dalam hadits perpecahan umat [3].

Para ulama sunnah yang terkemuka, sekelas Syaikh Ibnu Baaz, Syaikh Ibnu Utsaimin dan Syaikh Shalih Al-Fauzan telah memperingatkan dengan keras atas penyimpangan Sayyid Quthub [4]

Berikut ini sebagian contoh kebid’ahan dan penyimpangan aqidah Sayyid Quthub, selamat mencermati:

Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 14, 2011 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Waspadailah Kitab-Kitab Berikut Ini…

Oleh : Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

Di penghujung edisi tahun ini, sebelum kami melepaskan rubrik menarik ini kepada ustadz yang lain, kami akan menyebutkan secara ringkas beberapa kitab bermasalah yang diingatkan oleh para ulama. Semoga nasehat mereka tersebut dapat menjadi perhatian bagi kita semua. Sungguh benar apabila mereka diibaratkan dengan bintang di langit, sebab bintang memilki tiga faedah:

  1. Penerang kegelapan,
  2. Perhiasan langit dan
  3. Lemparan bagi syetan yang mencuri kabar langit.

Demikian halnya para ulama, mereka memiliki tiga sifat tersebut;

  1. Mereka penerang kegelepan dan kebodohan,
  2. Perhiasan di muka bumi, dan
  3. Lemparan bagi syetan yang mencampuradukkan antara kebenaran dan kebatilan dan membuat perkara-prkara baru dalam agama dari para pengekor hawa nafsu. (Risalah Warasatul Anbiya’ Ibnu Rajab al-Hanbali hal. 14-15)

Berikut beberapa kitab bermasalah yang diingatkan para ulama tersebut:

Judul Kitab: Durratun Nashihin

Penulis: Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khubari

Komentar: Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata: “Kitab tidak bisa dijadikan sandaran karena banyak memuat hadits-hadits palsu dan hal-hal yang tidak bisa dijadikan sandaran, termasuk diantaranya dua hadits yang ditanyakan oleh si penanya di atas, sebab kedua hadits tersebut tidak ada asalnya dan didustakan kepada Nabi. Maka kitab seperti ini dan juga kitab sepertinya yang memuat banyak hadits-hadits palsu jangan dijadikan sandaran…”. (Fatawa Nur Ala Darb hal. 80)

Judul Kitab: Fi Zhilal Qur’an

Penulis: Al-Ustadz Sayyid Quthub

Komentar: Syaikh al-Allamah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata ketika tentangnya: “Telah banyak perbincangan tentang kitab tersebut beserta penulisnya, padahal dalam kitab-kitab tafsir lainnya terdapat kecukupan seribu kali lipat dari kitab ini seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Sa’di, Tafsir al-Qurthubi -sekalipun beliau memiliki kelemahan dalam hadits- dan tafsir Abiu Bakar al-Jazairi. Sebagian ahli ilmu seperti ad-Duwaisy[1] dan al-Albani telah memberikan beberap catatan tentang kitab ini. Saya sendiri belum membacanya secara keseluruhan, tetapi saya membaca tafsirnya dalam surat Al-Ikhlas, saya dapati dia telah mengucapkan ucapan yang amat berbahaya dan menyelisihi keyakinan Ahli Sunnah wal Jama’ah, dimana penafsirannya menunjukkan bahwa dia mengatakan wahdatul wujud, demikian pula dia menafsirkan istiwa’ dengan kekuasaan. Perlu diketahui bahwa kitab ini bukanlah kitab tafsir sebagaimana disebutkan oleh penulisnya sendiri dengan “Zhilal Qur’an” (Naungan Al-Qur’an). Maka sewajibnya bagi para penuntut ilmu untuk tidak menjadikan penulis ini ataupun selainnya sebagai faktor perselisihan dan pertengakaran diantara mereka atau menjadikan wala dan bara’ di atas orang tersebut. (Majalah Dakwah, Edisi 1591/Muharram 1418 H)[2].

Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 7, 2011 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Sayyid Qutb di Mata Ibnu Jibrin

Oleh Ustadz Aris Munandar

رقم الفتوى (5126) موضوع الفتوى حكم تناول الإعجاز العلمي في القرآن والتكلف في ذلك

Fatwa Ibnu Jibrin no 5126

Dengan judul ‘Hukum memaksakan diri untuk menafsirkan al Qur’an dengan sains’

السؤال س:نشرت إحدى الصحف مقالا عن الإعجاز العلمي في القرآن الكريم ونادى صاحب المقال بعدم إقحام القرآن الكريم في النظريات الحديثة لأنها تتبدل ويظهر ما هو أصح منها، فيظهر لعامة الناس أن القرآن قد أخطأ، فما رأي فضيلتكم في هذا الموضوع؟

Pertanyaan, “Sebuah surat kabar memuat artikel mengenai penafsiran al Qur’an dengan sains. Penulis artikel menyerukan untuk tidak memaksakan ayat al Qur’an untuk dimasukkan ke dalam teori iptek modern karena teori iptek itu berubah-ubah. Seiring berkembangnya zaman akan muncul teori yang dinilai lebih akurat. Ketika kita tafsirkan al Qur’an dengan teori ilmiah lalu terbukti bahwa teori tersebut keliru maka masyarakat awam akan beranggapan bahwa al Qur’an ternyata juga keliru. Apa pandangan anda tentang topik ini?”

الاجابـــة :أنزل الله القرآن بلسان عربي مبين، وبينه النبي صلى الله عليه وسلم امتثالا لأمر الله تعالى بقوله: وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ

Jawaban Ibnu Jibrin, “Allah telah menurunkan al Qur’an dengan bahasa arab yang gamblang. Nabi pun telah menjelaskan maksud al Qur’an karena melaksanakan perintah Allah dalam firman-Nya yang artinya, “Dan telah kami turunkan kepadamu al Qur’an supaya engkau menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan untuk mereka”[QS an Nahl:44].

وقد فهمه الصحابة رضي الله عنهم لأنه نزل بلسانهم، وكانوا إذا تعلموا عشر آيات تعلموا ما فيها من العلم والعمل، وقد فهموها على ما تدل عليه في ذلك الزمان أو في كل زمان،

Para shahabat pun paham isi al Qur’an karena al Qur’an turun dengan menggunakan bahasa mereka. Jika mereka mempelajari sepuluh ayat mereka akan mempelajari ilmu dan amal yang terkandung di dalamnya. Mereka pun memahami ayat-ayat al Qur’an sebagaimana makna yang dimaksudkan di zaman itu atau yang dimaksudkan sepanjang zaman.

ثم جاء في هذه الأزمنة قوم حداثيون، وأرادوا أن يخضعوا آيات القرآن على حوادث الزمان، والمخترعات الجديدة في هذه الأزمنة،

Baru di zaman ini muncul orang-orang modernis. Mereka ini menundukkan al Qur’an agar sesuai dengan berbagai silih bergantinya peristiwa sepanjang zaman atau sesuai dengan temuan-temuan teknologi yang terkini.

وقد تكلفوا في صرف كثير من الآيات لما فهموه، مع أنه فهم بعيد، ويوجد كثير من هذه التكلفات في تفاسير المتأخرين، مثل تفسير الطهطاوي وسيد قطب

Mereka memaksakan diri untuk menyesuaikan ayat dengan pemahaman mereka padahal itu adalah pemaham yang sangat jauh dari maksud ayat. Pemaksaan ayat semacam ini banyak dijumpai dijumpai dalam buku-buku tafsir yang ditulis oleh orang saat ini semisal tafsir Thahthawi dan tafsir Sayid Qutb.

وقد رد الشيخ محمود التويجري كثيرا من هذه التفاسير في رده على صاحب طنجة؛ وذلك لأنه من القول على الله بلا علم، وقد جاء في الحديث: من قال في القرآن برأيه أو بما لا يعلم فليتبوأ مقعده من النار

Syaikh Mahmud al Tuwaijiri telah membantah banyak dari penafsiran model ini dalam bantahan beliau untuk tafsir al Thahthawi karena penafsiran dengan model seperti itu termasuk berbicara tentang ayat Allah tanpa ilmu. Dalam sebuah hadits disebutkan ‘Barang siapa yang berbicara tentang al Qur’an dengan semata-mata pendapatnya maka hendaknya dia tinggal di neraka’.

وقد تتبع الشيخ عبد الله الدويش الأخطاء التي في تفسير سيد قطب ” في ظلال القرآن ” وناقشها مناقشة علمية،

Syaikh Abdullah al Duwaisy telah menelusuri kesalahan-kesalahan penafsiran yang ada dalam tafsir karya Sayid Qutb yaitu ‘Fi Zhilal al Qur’an’ lalu membantahnya secara ilmiah.

فعلى هذا يستدل على هذه الحوادث الجديدة في هذه الأزمنة في غير تلك الآيات، حتى لا تصرف الآية عما فهمه منها سلف الأمة وأئمتهم. والله أعلم.

Berdasarkan uraian di atas, berbagai peristiwa baru tidak boleh digunakan untuk menafsirkan ayat al Qur’an dalam upaya menjaga jangan sampai ayat al Qur’an ditafsirkan tidak sebagaimana penafsiran ulama salaf dan para imam dalam Islam”.

Sumber: http://ibn-jebreen.com/ftawa.php?view=vmasal&subid=5126&parent=4010

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 5, 2011 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Menyikapi Yusuf Qardhawi (Menurut Syaikh Ibnu Jibrin)

Oleh Ustadz Aris Munandar

رقم الفتوى(5377)

Fatwa Ibnu Jibrin no 5377

موضوع الفتوى كتاب كيف نتعامل مع السنة معالم وضوابط

Fatwa tentang buku “Kaifa Nata’amal ma’a al Sunnah Ma’alim wa Dhawabith”- Cara Berinteraksi dengan Hadits Nabi, Rambu-Rambu dan Kaedah-

السؤال س: ما رأيكم في كتاب: (( كيف نتعامل مع السنة، معالم وضوابط )) للشيخ يوسف القرضاوي الذي فيه تهجم على السلفية؟

Pertanyaan, “Apa pendapat anda terkait buku dengan judul “Kaifa Nata’amal ma’a al Sunnah Ma’alim wa Dhawabith”- Cara Berinteraksi dengan Hadits Nabi, Rambu-Rambu dan Kaedah- karya Syaikh Yusuf al Qardhawi yang berisi serangan terhadap manhaj salaf”

الاجابـــة ننصح بعدم الاغترار بكتب القرضاوي فإنه من الذين يتساهلون مع أهل البدع، ويُجَوِّزُ موالاة اليهود، ومؤاخاة الرافضة، وله هفوات كثيرة تخالف النصوص،

Jawaban Ibnu Jibrin, “Kami nasihatkan untuk tidak terkecoh dengan buku-buku karya al Qardhawi mengingat beberapa pertimbangan:

beliau termasuk orang yang memiliki sikap bermudah-mudah dengan para ahli bid’ah
beliau membolehkan wala’ (baca:loyalitas dan mencintai) orang-orang Yahudi
beliau membolehkan persaudaraan dengan syiah rafidhah.
dan masih banyak lagi ketergelinciran beliau yang berseberangan dengan dalil al Qur’an dan sunnah.

فلا يؤخذ من أقواله إلا ما وافق الدليل.

Tidaklah diterima perkataan beliau kecuali setelah dipastikan bahwa perkataan tersebut sejalan dengan dalil”.

عبد الله بن عبد الرحمن الجبرين

Tertanda, Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin.

Sumber: http://ibn-jebreen.com/ftawa.php?view=vmasal&subid=5377&parent=786

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 5, 2011 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

KOMENTAR TERHADAP TULISAN-TULISAN MUHAMMAD AL-GHAZALI

Oleh : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani berkata dalam kitab beliau ” Shifatu Shalaati An-Nabiyyi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallama min At-Takbiiri ilaa At-Tasliimi Ka-annaka Taraahaa” dalam muqadimahnya, mengomentari tulisan-tulisan Muhammad Al-Ghazali, sebagai berikut.

Dalam sebuah buku berjudul Zhulamun Minal Gharbi karya Muhammad Al-Ghazali hlm. 200 disebutkan.

“Pada sebuah konperensi di Universitas Princeton, Amerika Serikat, salah seorang pembicaranya ditanya oleh perserta, yang kebanyakan adalah para orientalis dan para pemerhati masalah-masalah Islam.

Dengan ajaran apa kaum muslim bisa maju ke pentas dunia ? Apakah dengan ajaran Islam yang dipahami golongan Sunni, atau yang dipahami golongan Syi’ah Imamiah atau Syi’ah Zaidiyah, padahal di antara mereka sendiri terjadi perselisihan?

Terkadang ada segolongan yang menyelesaikan suatu masalah dengan pemikiran yang modern, tetapi yang lain tetap dengan pemikiran yang kuno dan jumud

Ringkasnya : Para da’i membiarkan objek dakwahnya dalam kebingungan karena mereka sendiri mengalami kebingungan”.

Jawaban
Saya katakan disini : Tulisan-tulisan Muhammad Ghazali yang akhir-akhir ini banyak tersebar di sana-sini, seperti bukunya yang berjudul As-Sunnah An-Nabawiyah baina Ahlil Hadits, di mana dia sendiri termasuk kategori da’i-da’i semacam itu, yaitu para da’i yang kebingungan.

Sebelumnya kami telah membaca buku ini dan memberi komentar terhadap beberapa Hadits yang terdapat di dalamnya, serta koreksi-koreksi dalam beberapa masalah fiqh.

Sebagian dari tulisan yang ada dalam buku itu penuh dengan hal-hal yang menunjukkan kebingungannya, penyimpangannya dari Sunnah Nabi Shallallaahu ‘alahi wa sallam dan menjadikan akalnya sebagai hakim dalam mengesahkan atau mendha’ifkan hadits. Ia tidak mau berpegang pada dasar-dasar ilmu Hadits atau para ahli atau mereka yang tahu seluk beluk Hadits. Bahkan hal yang sangat aneh dilakukannya ialah men-shahihkan hadits yang jelas-jelas dha’if.
Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 31, 2011 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

PENJELASAN RINGKAS PENYIMPANGAN MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI

Oleh: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berserta keluarga, para sahabat, dan siapa saja yang berpetunjuk dengan petunjuk beliau.

Amma ba’du
Saya sudah membaca seabrek kemungkaran di buku-buku Muhammad Alawi Maliki, terutama buku tercelanya, Adz-Dzakhair Al-Muhammadiyah. Dalam buku tersebut, ia menisbatkan sejumlah sifat Allah Ta’ala kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Misalnya, ucapan Maliki bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kunci-kunci langit dan bumi, berhak membagi lahan di Surga, mengetahui hal ghaib, ruh dan lima hal yang hanya diketahui Allah secara khusus, semua makhluk diciptakan karena beliau, dan malam kelahiran beliau lebih mulia dari Lailatul Qadar.

Menurutnya lagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui segala sesuatu. Sebagai contoh, ia mengutip syair-syair berisi minta pertolongan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan dalih beliau tempat berlindung saat kondisi kritis terjadi, jika beliau tidak mengabulkan maka orang yang dilanda musibah berdo’a kepada siapa, dan hal-hal lain yang sebagiannya disebutkan dalam buku ini, karya Syaikh Abdullah bin Sulaiman bin Mani, Hakim Pengadilan Kasasi di wilayah barat dan salah satu anggota Haiah Kibar Al-Ulama. Buku ini berjudul Hiwar Ma’a Al-Maliki Fi Raddi Munkaraatihi Wa Dhalaalatihi.

Saya bahagia dapat memberi kata pengantarnya. Jujur saja, saya merasa sangat terganggu dengan beredarnya banyak sekali kamungkaran dan sebagiannya kekafiran nyata dari Muhammad Alawi Maliki. Dalam bukunya, ia juga mempropagandakan kesesatan, syirik, bid’ah dan kemungkaran.

Banyak ulama, terutama Haiah Kibar Al-Ulama, mengeluarkan pernyataan No. 86 tanggal 11/11/1401H, berisi pengingkaran atas ajakan Maliki kepada syirik kepada Allah, bid’ah, kemungkaran, kesesatan, dan jauh dari manhaj generasi Salaf, yaitu akidah yang bersih dan menyembah Allah dengan benar dalam uluhiyah, rububiyah, kesempurnaan dzat dan sifat-sifat-Nya.

Sebelumnya, saya tidak hanya berniat beraprtisipasi dengan teman-teman Haiah Kibar Al-Ulama dalam mengeluarkan pernyataan yang menentang keyakinan kacau Maliki. Tapi juga bertekad memantau kerancuan dan kemungkaran Maliki, serta menyanggahnya berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, setelah membaca buku karya Syaikh Abdullah bin Mani ini, saya memuji Allah yang membimbingnya hingga dapat menyanggah pembuat bid’ah dan orang sesat ini (Maliki). Saya pun tidak jadi menyanggah Maliki, karena Syaikh Abdullah punya kesiapan lebih banyak dari saya. Ia menghadapi hujjah dengan hujjah telak dan dalil dengan dalil yang kuat, ia jelaskan kepada manusia seluruh ketidakbenaran Maliki, misalnya akidah tidak benar, pola piker tidak sehat, dan jauh dari kebenaran.

Semoga Allah memberi balasan kepada Syaikh Abdullah atas ghirahnya untuk Islam, penentangannya terhadap kemungkaran, dan upayanya membongkar kerancuan orang-orang sesat dengan bukti-bukti kuat dan hujjah-hujjah akurat dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Buku ini lengkap dan memadai bagi pencari kebenaran, karena dalil-dalilnya jelas, metodenya bagus dan obyektif terhadap Maliki berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Semoga Allah memberikan balasan kepada Syaikh Abdullah, menambah ilmu dan petunjuknya, menjadikan kita dan dia sebagai pembela-pembela kebenaran dan da’i kepadanya. Allah Mahamendengar dan Mahadekat. Kita juga berdoa kepada Allah agar Dia memberi petunjuk kepada Muhammad Alawi Maliki kepada kebanaran, mengembalikannya kepada jalan lurus, dan memberinya kesempatan bertaubat dengan taubat nasuha, karena Dia Mahadermawan dan Mahamulia.

Ketua Umum Idarah Al-Buhuts Al-Ilmiyah wal Al-Ifta wa Ad-Da’wah wa Al-Irsyad.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

[Disalin dari Kata Pengantar kitab Hiwar Ma’a Al-Maliki Fii Raddi Munkaratihi Wa Dhalalatihi, Edisi Indonesia Dialog Bersama Al-Maliki, Bantahan Tuntas Penyimpangan Dan Kesesatan Al-Maliki, Penerbit Nashirul Haq, Penerjemah Tim Nashirul Haq, Cetakan 3-1424H/5/2003M]

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 15, 2011 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

MEMBACA BUKU ‘AIDH AL-QORNI !!!

Pertanyaan :

Assalamua’laikum. Ustadz barakallahu fiika, apakah buku ‘Aidh al-Qarni tentang taubat yang ana lihat berisi dalil yang sah tidak seperti La Tahzan bisa dibaca dan diberikan pada ikhwan lain jazakallah ? Abu Ali. +628524XXXXXX.

Jawab :

Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 11, 2009 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Gus Dur dan Cak Nur Bapak Pluralisme Agama

Oleh. Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Lc

Gencarnya upaya Abdurrahman Wahid dan Nurchalish Majid menebarkan virus pemikiran Pluralisme agama di Indonesia mulai membuahkan hasilnya, dari gagasan penolakan terhadap syari’at, pengingkaran terhadap system Negara Islam, pernyataan bahwa Ahlul Kitab bukan hanya Yahudi dan Nashrani saja bahkan semua agam termasuk Konghuchu masuk ke dalam Ahlu Kitab hingga gagasan penyatuan agama sangat mewarnai wacana kedua tokoh tersebut, maka tidak aneh kalau pemikiran kedua orang ini sering mendatangkan badai kritik dan hujatan dari umat Islam.

Read the rest of this entry »

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 7, 2009 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Al-Qaradhawi Dalam Timbangan

Karena begitu banyak serangan kepada saya (lewat email & chatt), padahal blog ini hanya menayangkan artikel dari web dakwatuna.com & eramuslim.com  dan sedikit mengomentari fatwa yang plin-plan itu.
 
Maka berikut ini saya persembahkan buat para pembaca budiman beberapa poin penting dari Kitab Al-Qaradhaawiy Fiil-Miizaan karya Syakih Sulaiman bin Shalih Al-Khurasyi, semoga ini dapat membuka mata kita.
 
# PEMIKIRAN Dr. YUSUF AL-QARADHAWI DALAM TIMBANGAN #
 

– Dr.Yusuf al-Qaradhawi berpendapat, bahwa orang-orang kafir itu saudara kita.

Dr.Yusuf al-Qaradhawi mengatakan :”Sebagian dari fanatisme kaum muslimin yang kita saksikan terkadang hanya sebagai reaksi terhadap fanatisme pihak lain dari saudara-saudara mereka dan warga negara non-muslim[1]

Dia juga pernah mengatakan: ”Jika saudara-saudara dari penganut Nasrani merasa tidak senang dengan istilah ini, maka hendaklah dirubah atau dihapuskan[2]

Selanjutnya, dia juga mengatakan: ”…di antara yang tidak dapat saya lupakan dalam seminar ini adalah salah seorang dari saudara kita dari kaum Qibthi mau berbicara dalam seminar ini[3]

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah mengatakan: “Orang kafir bukan sebagai saudara orang muslim. Mengenai hal itu, Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.’(QS. Al-Hujaraat:10). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang muslim itu saudara orang muslim lainnya”. Demikian, orang kafir baik Yahudi, Nasrani, penyembah berhala, Majusi, Komunis, maupun yang lainnya adalah bukan saudara orang muslim, dan tidak boleh dijadikan sahabat atau teman. Tetapi, jika pada suatu ketika dia makan bersama kita dengan tanpa menjanjikannya sebagai sahabat atau teman, atau teman, atau kebetulan makan bersama-sama, atau bertemu di suatu resepsi pernikahan, maka yang demikian itu tidak mengapa. [4]

Sedangkan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan : “Adapun ucapan ‘ta akhii’ (hai saudaraku) untuk orang non-muslim, maka hukumannya adalah haram dan sama sekali tidak diperbolehkan, kecuali jika memang ada hubungan persaudaraan dari keturunan atau persusuan. Sebab, jika persaudaraan karena hubungan nasab dan persusuan itu tidak ada, maka yang tersisa hanyalah persaudaraan atas dasar agama, dan orang kafir itu bukan saudara seagama dengan orang-orang yang beriman.[5]

 

– Menurut Dr.Yusuf Al-Qaradhawi, Ahlul Kitab adalah orang Muslim dengan peradaban.

Dr.Yusuf al-Qaradhawi mengatakan :”Ahludz dzimmah dari kalangan Ahlul Kitab mempunyai posisi tersendiri, dan terhadap mereka bangsa Arab pun juga mempunyai posisi tersendiri, dan terhadap mereka bangsa arab dan kemampuan mereka berbicara dengan bahasa al-Qur’an serta penyerapan mereka terhadap kebudayaan Islam, juga keikutsertaan mereka dalam hal warisan kebudayaan dan peradaban bagi kaum muslimin dalam bentuk yang lebih besar dari yang lainnya. Dengan demikian, mereka itu muslim dengan peradaban dan kebudayaan meskipun pada hakekatnya mereka itu Kristen secara ‘aqidah dan aturan..”[6]

Yangkita ketahui secara pasti yaitu bahwa Islam adalah agama Allah Ta’ala, kita atau nenek moyang kita tidak pernah mendengar istilah “Islam peradaban” atau Islam kebudayaan” kecuali dari Dr.Yusuf al-Qaradhawi.

 

– Beberapa Fatwa yang ganjil

Dia pernah ditanya “Apakah hukum bermu’amalah dengan penganut agama non-Islam, baik di belahan timur maupun barat, padahal di antara mereka ada yang menjadi pemimpin kita ?” [7]

Menjawab pertanyaan itu, Dr. Yusuf al-Qaradhawi mengatakan: “Allah Ta’ala berfirman (mengenai ketetapan terhadap Bani Israil): “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik bagi manusia.”(QS.Al-Baqarah:83). Mengenai apa yang telah disyari’atkan bagi kaum muslimin, Dia berfirman: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).” (QS.Al-IsraaL53). Di antara ucapan yang  baik dan yang lebih baik adalah mulai memberikan salam yang sesuai bagi mereka, berbasa-basi serta bermu’amalah secara baik dengan mereka, seraya menganggap hal itu sebagai salah satu sarana berdakwah kepada mereka.” [8]

Maka hal ini jelas bertentangan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Jangan kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.” [9]

Imam an-Nawawi mengatakan: “Menurut paham kami, haram memulai salam kepada mereka, dan yang menjadi dalil bagi kami adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Janganlah kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.” Apa yang telah menjadi pendapat kita ini, juga dikemukakan oleh mayoritas ulama dan kaum salaf pada umumnya.” [10]

Syaikh bin Baaz rahimahullah mengatakan: “Kepada orang Kristen tidak boleh memulai memberi salam. Demikian juga kepada orang-orang kafir lainnya. Hal itu didasarkan pada sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :“Jangan kalian memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.,” Demikian juga dengan sabda beliau: “Jika Ahlul Kitab mengucapkan salam kepada kalian maka ucapkanlah ‘wa’alaikum.” [11]

 

– Dr.Yusuf Al-Qaradhawi dan Ucapan Selamat Terhadap Orang Kafir

Yang lebih parah dari itu adalah fatwannya yang membolehkan memberi ucapkan ”Selamat Nata” atau “Selamat Tahun Baru” kepada kaum Nasrani. Berikut ini pertanyaan dan jawaban yang diberikan :

Pertanyaan: Ada pesta yang diselenggarakan di sebuah rumah sakit untuk memperingati hari ulang tahun (keagamaan) dan tahun baru. Bagaimanakah hokum menghadiri pesta ini atau mengirim kartu ucapan selamat bagi para pimpinan dan juga teman atau bahkan menjawab ucapan: “Selamat Tahun Baru” atau “Selamat Natal”?

Jawaban: “Cukup hanya dengan basa-basi dalam bentuk kartu atau yang sejenisnya dan tidak perlu menghadirinya, kecuali dalam hal itu terdapat kepentingan Islam dan Kaum Muslimin.” [12]

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahulla mengatakan: Memberikan ucapan selamat “Hari Natal” atau hari-hari besar lainnya kepada orang-orang kafir adalah haram menurut kesepakatan ulama. Sebagaimana hal itu telah dinukil Ibnul Qayyim rahimahulla dalam kitabnya, Ahkamu Ablidz Dzimmah, dimana dia mengatakan: “Adapun memberikan ucapan selamat atas syi’ar-syi’ar keagamaan yang khusus  bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan ulama. Misalnya, memberikan selamat atas hari-hari besar mereka atau puasa mereka dengan mengucapkan: “Selamat Hari Raya kepada anda atau yang semisalnya……[13]

 

NANTIKAN KELANJUTANNYA……InsyaAllah Ta’ala

Dr.Yusuf al-Qaradhawi Membolehkan Muslimah Berprofesi Sebagai Aktris.

 

Bersambung….


[1] lihat : Fataawa ‘Mu’aashirah (II/668)

[2] lihat : Fataawa ‘Mu’aashirah (II/870)

[3] lihat : Nahwa Wihdatin Fikriyyatin Lil ‘Aamiliin Lin Islam (hal. 81)

[4] lihat : Fataawa ‘Nuurun ’alad Darbi (I/397)

[5] lihat : Al-Majmuu’uts Tsamiin, Ibnu ’Utsaimin (3/113).

[6] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (2/671).

[7] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (2/671).

[8] Lihat : Fataawa Mu’aashirah (II/2).

[9] lihat : HR. Muslima (2167).

[10] lihat : Syarh. Muslima (14/145).

[11] lihat Fataawa ’Nuurun ’alad Darbi (I/401).

[12] lihat Fataawa Mu’aashirah (II/617).

[13] lihat Al-Majmuu’uts Tsamiin (III/108-109).

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 24, 2009 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

DOSA BESAR BELI KOMPUTER BUAT INTERNET-TAN..? (KALAU LIHAT FATWA AL QARADHAWI)

Wah Syaikh ada-ada saja fatwanya, kemarin saya baca tidak memusuhi yahudi bahkan mengajak kerjasama (lihat di blog ini juga), tapi sekarang haram kalau beli dan tidak boikot, bahkan merupakan bagian dari Dosa Besar. Umat jadi bingung kalau ngikutin fatwa Syaikh…
Semoga yang fanatik terbuka matanya
 

Al Qaradhawi: Tidak Boikot Produk Israel dan AS Dosa Besar

 dakwatuna.comKembali Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional menunjukkan pembelaannya yang tegas terhadap penderitaan rakyat Gaza, kali ini beliau memfatwakan keharaman jual-beli produk-produk Israel dan Amerika. Ia mengatakan dalam salah satu khutbah tentang problematika boikot ekonomi terhadap pihak-pihak yang memusuhi umat Islam yang dilansir oleh situs resmi beliau.

Al Qaradhawi menegaskan:

“Ada jihad ekonomi, yaitu kita membuat fatwa, fatwa yang saya keluarkan bersama sejumlah ulama tentang keharaman jual-beli produk-produk Israel dan Amerika. Boikot, boikot semua produk-produk Israel dan Amerika adalah merupakan kewajiban setiap umat. Semua yang berbau produk Amerika.”

 Beliau mengisyarakatkan bahwa kata “coca cola” berarti Amerika, Burger, Mc Donald, Pizza Hut, semua itu produk-produk Amerika.

“Setiap kali saya melihat produk-produk ini dada saya bergemuruh, jiwa saya meronta, kami ingin umat memboikot produk-produk ini. Bahkan cannel tv BBC, mobil sampai pesawat boing. Kami menghimbau pemerintah dan rakyat agar segera memboikot produk-produk ini, dan agar dibentuk semisal komisi atau panitia khusus untuk mengevaluasi sejauh mana efektifitas gerakan boikot dan penentuan skala prioritas boikot. Setiap produk yang ada gantinya, wajib diboikot. Apa yang menjadikan kita memiliki mobil produk Amerika, padahal kita mampu membeli mobil dari Jepang dan Jerman?? Kita tidak akan rugi sama sekali. Boikot ini hukumnya wajib bagi semua, baik sekala besar maupun kecil.”

 Lebih lanjut beliau menegaskan:

“ Kami menghendaki umat Islam, laki-laki dan perempuan, ibu-ibu rumah tangga agar tidak membeli produk-produk Amerika. Boleh jadi ada produk-produk Israel dengan label lain, karenanya siapa yang mengetahui itu, wajib baginya untuk memboikot, hukumnya haram. Bahkan merupakan bagian dari dosa besar membeli produk-produk itu di masa sekarang ini. Ini bagian dari jihad yang ada dalam Islam, harus kita lakukan dan beritahu orang lain.”

Klik alamat di bawah ini untuk mengetahui produk-produk yang membantu gerakan Zionis Israel:

www.inminds.com/boycott-israel.html (it/ut)

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2009/al-qaradhawi-tidak-boikot-produk-israel-dan-as-dosa-besar/

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 22, 2009 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

APAKAH GAZA AKAN MEMBUAT AL QARADHAWI SADAR … ?

Wahai syaikh.. saudaramu di Gaza sudah jadi korban kekejaman yahudi, apakah engkau masih tetap bersikap demikian..?
Semoga yang fanatik dengan syaikh menjadi sadar.
 

Al-Qaradhawi Mengajak Kerjasama Islam dan Yahudi

akwatuna.com – Doha, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Musliminin Dunia mengadakan pertemuan dengan tiga orang ٌRobi Yahudi Italia di rumahnya Doha, Qatar.

Beliau menegaskan pentingnya kerja sama di antara penganut dua agama “Islam dan Yahudi” dalam bingkai kebersamaan dan manfaat yang lebih besar.

Beliau menjelaskan, sedikitnya ada empat (4) hal yang urgen dan mendesak, di mana kedua pemeluk agama ini bisa saling bekerja sama, yaitu:

Pertama, Iman kepada Allah Yang Esa dan menentang atheisme.

Kedua, Menentang gaya hidup permissive, bebas-serba boleh, menyimpang dan nikah se-jenis.

Ketiga, Memperjuangkan keadilan bagi seluruh umat manusia

Keempat, Memerangi kedzaliman

Al-Qaradhawi menguatkan, bahwa tidak ada kendala sama sekali antara kuam muslimin dan pemeluk agama Yahudi, sebagai agama samawai (langit).

Beliau juga menambahkan kesediaannya untuk menghadiri setiap pertemuan, seminar, muktamar yang diikuti oleh tokoh-tokoh Yahudi yang bukan bagian dari Zinonisme, di mana mereka justeru menentang keras berdirinya negara “Israil”.

Beliau menjelaskan, bahwa permusuhan umat Islam ditujukan Kepada gerakan Zionisme Internasional yang memusuhi dan ingin menguasai dunia, bukan ditujukan kepada umat Yahudi.

Beliau mengisyaratkan bahwa orang Yahudi yang taat dengan agama mereka dan kepada Kitab Taurat yang belum menyimpang, mereka itu dekat sekali dengan umat Islam. Di mana pemeluk kedua agama bersepakat dalam banyak hal, terkait dengan syi’ar-syi’ar, hukum-hukum yang masih ada dari millah -agama- Ibrahim alaihissalam, seperti khitan, menyembelih dengan cara halal, dan pengharaman memakan daging babi.

Ketiga Robi Yahudi itu menamakan dirinya “Yahudi Rabbani” dan mempresentasikan gerakan “Yahudi menentang Zionisme”. Dalam pertemuan itu mereka mengalungkan Kertas bertuliskan, “Saya Yahudi, Bukan Zionis”. Mereka datang ke Qatar atas undangan stasiun TV “Al Jazira”. (qn//ut)

 Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/al-qaradhawi-mengajak-kerjasama-islam-dan-yahudi/

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 22, 2009 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Wahai Syaikh…Tidakkah Engkau Takut Adzab Allah?

Oleh: Andy Abu Thalib (adm. abuthalib.blogspot.com)

 bismillahir- rahmanir- rahim

Pengantar

Setelah muncul artikel yang diposting di eramuslim.com (sebagaimana telah kami nukilkan sebelumnya) berkaitan dengan kunjungan rahib-rahib Yahudi ke kediaman Syaikh Yusuf al Qaradhawy, semoga Allah memberinya petunjuk, muncul beberapa posting di berbagai forum dan mailinglist yang sampai informasinya kepada kami tentang takwil para fanatikus Syaikh Yusuf al Qaradhawy ini mengenai sikap beliau tersebut.

Bagi yang memahami polah tingkah Syaikh Yusuf al Qaradhawy selama ini, maka sikap beliau ini tidak asing, bahkan sikap beliau ini hanyalah sebuah pucuk dari gunung es yang bernama “Sikap Persaudaraan Dengan Orang-Orang Kafir”. Ideologi yang seirama dengan ideologi “Wihdatul Adyan (Penyatuan antar Agama)” ini diwarisi Syaikh Yusuf al Qaradhawy dari tokoh idolanya yakni Syaikh Hasan al Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin. Saudara kami al Akh Abul Jauza telah menukilkan beberapa bukti berkaitan ini dengan ini dalam blognya , dan kami juga telah menyinggungnya dalam risalah kami Menyingkap Syubhat dan Kerancuan IM yang insya’Allah akan dicetak ulang.

Syaikh Sulaiman bin Shalih al Kharasy pun telah menunjukkan bukti-bukti bahwa Syaikh Yusuf al Qaradhawy mengulang-ulang pernyataan rasa persaudaraan beliau dengan orang-orang kafir, dalam buku beliau al Qaradhawy fiil Mizan (al Qaradhawy dalam Timbangan). Begitupula Syaikh Ahmad al Udaini dalam bukunya Raf’ul Litsam an Mukhalafatil Qaradhawy lii Syariatil Islam (Menyingkap Topeng Penyimpangan al Qaradhawy atas Syariat Islam). Tidak luput pula dalam kritikan Syaikh Shalih Fauzan al Fauzan atas buku Syaikh Yusuf al Qaradhawy al Halal wal Haram fiil Islam, yaitu yang berjudul al I’lam fii Raddi Halal wal Haram.

Tulisan ini kami susun untuk memberikan catatan kecil atas artikel yang diposting oleh eramuslim.com mengenai Syaikh Yusuf al Qaradhawy dan Yahudi yang kami lihat ada permasalahan di dalamnya.

 

Catatan Artikel

“Orang-orang Yahudi adalah orang-orang paling kaya di Mesir dan banyak negara Muslim lainnya. Tidak ada permusuhan antara Muslim dan Yahudi, ” tukas Qaradawi saat menerima ketiga Rabbi itu di rumahnya di Qatar .

Padahal Allah telah berfirman:

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. [al Maidah:82]

“Lebih lanjut Syaikh Qaradawi mengatakan bahwa Muslim dan Yahudi adalah sama-sama pengikut dua agama Ibrahim.”

Padahal Allah telah berfirman:

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 67)”

“Sesungguhnya orang yang paling berhak terhadap Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini, beserta orang-orang yang beriman, dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 6)”

“Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nashrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nashrani. Katakanlah : “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya”, Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah : 140)”

“Yahudi yang meyakini kitab suci Taurat yang asli, sangat dekat dengan umat Islam.”

Betul, mereka itulah yang ada di masa Nabiyullah Musa alaihis salam, sedangkan Yahudi-yahudi sekarang ini adalah sebagaimana dikabarkan Allah ta’ala dalam firman-Nya:

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya. Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membantu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya …..”[Al-Maidah : 13]

Bukankah perbedaan keduanya sangatlah jelas?

“Pengikut dua agama ini memiliki ritual dan ajaran agama yang sama seperti, kewajiban sunat bagi laki-laki, memotong hewan dengan cara yang halal, melarang daging babi dan melarang patung-patung diletakkan di dalam masjid atau sinagog, ” papar Qaradawi.

Akan tetapi Syaikh, bukankah Islam dan Yahudi berbeda karena Islam adalah dienut Tauhid sedangkan orang-orang Yahudi menjadikan rahib-rahib mereka sebagai Ilah? Bukankah Allah ta’ala berfirman:

“Orang-orang Yahudi berkata: ‘Uzair itu putera Allah’, dan orang Nashrani berkata: ‘Al Masih itu putera Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 30-31)

“Di masa kini, kata Qaradawi, umat Islam dan Yahudi yang sama-sama meyakini satu Tuhan, selayaknya bekerjasama untuk memerangi ateisme, pornografi, lesbian dan homoseks serta ketidakadilan. “

Wahai Syaikh, bukankah ketidakadilan dan kedzaliman yang paling besar adalah syirik serta berkata-kata atas Allah tanpa ilmu? Bukankah Yahudi-yahudi melakukan yang demikian ini? Bukankah Allah berfirman:

“Orang-orang Yahudi berkata: ‘Uzair itu putera Allah’, dan orang Nashrani berkata: ‘Al Masih itu putera Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 30-31)

Dan lihatlah perkataan mereka atas Allah ta’ala:

“Orang-orang Yahudi berkata, ‘Uzair itu putera Allah’, dan orang-orang Nasrani berkata, ‘Al-Masih itu putera Allah’. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling” [At-Taubah : 30]

Dan Allah memerintahkan orang-orang Ahli Kitab:

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar… “[An-Nisaa : 171]

“Ia juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan antara Muslim dan Yahudi, untuk menghadapi ancaman Zionisme dan negara Israel yang didirikan di atas puing kehancuran bangsa Palestina. “Umat Islam menentang penjajahan dan gerakan Zionisme yang menindas, bukan orang-orang Yahudinya, ” tegas Qaradawi.”

Padahal mereka akan memerangi kita….

Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. [al Baqarah: 217]

Dan dengan penyerangan itu mereka menghalangi kita dari Allah ta’ala:

“Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan”, Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan” [Ali-Imran : 99] -5]

waulohualam..

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 22, 2009 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Syaikh Yusuf Qaradawi Tidak Memusuhi Yahudi

Syaikh Yusuf Qaradawi: “Umat Islam Tidak Memusuhi Yahudi, Tapi Zionis”

Cendikiawan dan Ulama Muslim dunia, Syaikh Yusuf al-Qaradawi menegaskan bahwa umat Islam tidak memusuhi orang-orang Yahudi. Umat Islam, kata Qaradawi, hanya menentang gerakan orang-orang Zionis yang ekspansif dan menyebarkan permusuhan.

Qaradawi yang juga mengetuai International Union for Muslims Scholars (IUMS) mengungkapkan hal tersebut saat menerima kunjungan tiga Rabbi Yahudi Neturei Karta yang anti gerakan Zionisme.

Menurut Qaradawi, selama berabad-abad orang-orang Yahudi hidup damai di negara-negara Muslim. “Orang-orang Yahudi adalah orang-orang paling kaya di Mesir dan banyak negara Muslim lainnya. Tidak ada permusuhan antara Muslim dan Yahudi, ” tukas Qaradawi saat menerima ketiga Rabbi itu di rumahnya di Qatar.

Pernyataan Qaradawi dibenarkan oleh Rabbi Aharon Cohen, yang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi yang tinggal di negeri-negeri Muslim tidak mengalami banyak masalah. Para Rabbi Yahudi Neturei Karta yang mengunjungi Qaradawi, mengenakan lencana bertuliskan “Saya orang Yahudi, bukan Zionis.”

Lebih lanjut Syaikh Qaradawi mengatakan bahwa Muslim dan Yahudi adalah sama-sama pengikut dua agama Ibrahim. Yahudi yang meyakini kitab suci Taurat yang asli, sangat dekat dengan umat Islam. “Pengikut dua agama ini memiliki ritual dan ajaran agama yang sama seperti, kewajiban sunat bagi laki-laki, memotong hewan dengan cara yang halal, melarang daging babi dan melarang patung-patung diletakkan di dalam masjid atau sinagog, ” papar Qaradawi. Umat Islam dan Yahudi, tambah Qaradawi, sama-sama diburu ketika kekuasaan Islam di Andalusia jatuh.

Di masa kini, kata Qaradawi, umat Islam dan Yahudi yang sama-sama meyakini satu Tuhan, selayaknya bekerjasama untuk memerangi ateisme, pornografi, lesbian dan homoseks serta ketidakadilan.

Ia juga menekankan pentingnya memperkuat hubungan antara Muslim dan Yahudi, untuk menghadapi ancaman Zionisme dan negara Israel yang didirikan di atas puing kehancuran bangsa Palestina. “Umat Islam menentang penjajahan dan gerakan Zionisme yang menindas, bukan orang-orang Yahudinya, ” tegas Qaradawi.

Rabbi Cohen menambahkan, “Yudaisme, yang berdasarkan pada ajaran Taurat yang benar, tidak mengakui Zionisme. Taurat dan Yudaisme tidak membenarkan penjajahan, pembunuhan dan pengusiran orang dari rumah-rumah mereka.”

Zionisme adalah gerakan politik internasional yang berambisi untuk menciptakan tanah air bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Gerakan ini berhasil mendirikan negara Yahudi, Israel pada 15 Mei 1948 dengan merampas tanah dan mengusir bangsa Palestina.

Juru Bicara Neturei Karta, Rabbi Yisrael Weiss menyatakan, praktek-praktek yang dilakukan Israel bertentangan dengan ajaran Yudaisme.

Neturei Karta sendiri adalah organisasi yang mewakili ratusan ribu penganut Yahudi Ortodoks di seluruh dunia yang menentang gerakan Yahudi Zionis. Neturei Karta meyakini, berdirinya negara Palestina dan dihapusnya negara Israel akan membawa perdamaian di Timur Tengah.

“Taurat dan sejarah Yahudi mengatakan bahwa suatu hari negara Israel akan runtuh, ” tandas Rabbi Weiss. (ln/iol)

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/syaikh-yusuf-qaradawi-umat-islam-tidak-memusuhi-yahudi-tapi-zionis.htm

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 21, 2009 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

SAYYID QUTUB (Punya Andil Menolak Sunnah)

SAYYID QUTUB (Punya Andil Menolak Sunnah)


Oleh. Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Lc

Dia seorang sastrawan kondang, penulis kitab yang populer “Dzilalul Qur’an”, dan tokoh yang sangat digandrungi kelompok Harakah Ikhwaniyah serta idola yang sangat dipuja dikalangan mereka, akhirnya meninggal di tiang gantungan dalam rangka membela prinsipnya. Sebagian orang ada yang bersikap ghuluw dan fanatik sehingga mengkultuskan dan enggan mengenali kekurangannya, contoh penulis buku “al-Ikhwanul Muslimun Anugerah yang Terszalimi” [1] menyanjung Sayyid kutub dengan sangat berlebihan dengan mengatakan: “Dia seorang sosok manusia agung, tegar dan terhormat, manusia yang telah mewakafkan hidupnya untuk Islam dan kejayaannya, memiliki ketajaman dan kejernihan dalam berfikir, serta telah membuat dunia terpesona padanya, badai ujian datang bergelombang dan dahsyat, tetapi manusia ini bagaikan batu karang yang kokoh dan tidak hancur diterpa ombak besar bergelombang, hanya sedikit orang yang sepertinya bertahan dengan kebenaran yang diyakininya hingga harus menghantarkannya ke penjara penuh siksaan, bahkan hayatnya be rakhir di tiang gantungan.”


Benar yang dikatakan Imam al-Qarafi: ” Jika ahli bid’ah mati tidak meninggalkan pengikut yang mengkultuskan, karya tulis yang membahayakan atau tidak meninggalkan pemikiran yang bisa merusak orang lain, sebaiknya setelah meninggal dunia harus tetap dilindungi kehormatannya, dijaga aibnya dan nasib urusannya diserahkan kepada Allah Ta’ala” [2]


Pokok-Pokok Pemikirannnya


Dengan prinsip diatas, para ulama banyak mengkritik penyimpangan Sayyid Qutub terutama yang terbesar di dalam kitab “Fi Dzilalil Qur’an” dan di antara ulama yang telah menulis kritikan secara ilmiyah dan obyektif adalah syaikh Abdullah bin Muhammad ad-Dawaisy dalam kitabnya “al-Mauriduz Zulai fit Tanbih ala Akhta’iz Dzilal”.

Contoh penyimpangan yang ada dalam “Dzilalil Qur’an, terdapat pada juz 6 halaman 4008 Sayyid Qutub berkomentar tentang surat al-Falaq: “Telah disebutkan beberapa riwayat, sebagian ada yang shahih tetapi tidak mutawatir, bahwa Labid bin al-A’sham seorang Yahudi, telah menyihir Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di Madinah, menurut sebagian riwayat lain menyebutkan selama satu bulan sehingga setelahnya beliau baru merasa sadar mendatangi istrinya. Dan sebagian riwayat lain menuturkan bahwa pengaruh sihirnya membuat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seolah-olah telah mengerjakan sesuatu, namun sebenarnya belum mengerjakannya, sementara dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa kedua surat (alFalaq dan an-Naas) diturunkan untuk meruqyah (sebagai jampi) beliau tatkala sihir sedang bereaksi, sebagaimana yang disebutkan dalam mimpinya, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca kedua surat tersebut hingga buhul-buhul sihirpun terlepas dan pengaruh buruknya sirna. Akan tetapi beberapa riwayat tersebut kontradiksi dengan prinsip nubuwah karena beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terpelihara dari kesalahan baik dalam perbuatan dan tabligh risalah, sehingga peristiwa tersebut tidak sesuai dengan keyakinan bahwa semua perkataan dan perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Sunnah dan syari’at, disamping itu riwayat tersebut tidak bisa diterima karena al-Qur’an telah mengatakan bahwa Rasul bukanlah orang yang terkena sihir dan Allah mendustakan orang-orang musyrik yang mengada-ada kedustaan ini, maka dengan alasan itulah kami menolak riwayat-riwayat tersebut, apalagi hadits tersebut statusnya ahad sehingga tidak bisa digunakan sebagai landasan dalam menetapkan aqidah, karena ketetapan aqidah hanya dengan al-Qur’an dan hadits mutawatir karena kemutawatiran suatu hadits menjadi syarat mutlak untuk menetapkan perkara aqidah sedangkan riwayat-riwayat di atas tidak mutawatir, apalagi menurit pendapat yang kuat kedua surat ini turun di Makkah, sehingga semakin menambah lemahnya beberapa riwayat tersebut’.

Maka Imam al-Mazari berkata: “Sebagai ahli bid’ah tidak menerima hadits tersebut karena dianggap mengurangi dan meragukan derajat kenabian dan mereka beranggapan bahwa semua bentuk yang me mbuat cacat kenabian adalah bathil, karena mereka me ngira bahwa jika ini boleh terjadi pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka akan menghilangkan kepercayaan terhadap ajaran yang dibawanya, sebab mungkin saja terjadi seolah-oleh beliau melihat Malaikat Jibril, ternyata sebenarnya bukan Malaikat Jibril atau telah diwahyukan kepada beliau ternyata tidak.


Al-Mazari berkata: “Semua alasan tersebut tidak bisa diterima, karena hujjah telah menetapkannya bawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seorang manusia yang jujur dalam menyampaikan risalah dan dipelihara oleh Allah dari kesalahan ketika menyampaikan wahyu-Nya, sementara beberapa mu’jizatpun menjadi saksi atas kebenarannya, sehinga hasil analisa dan kesimpulan apa pun yang berlawanan dengan dalil tersebut adalah bathil. Adapun yang betkaitan dengan perkara dunia yang bukan menjadi tujuan utama dari risalah dan kenabian, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti manusia biasa bisa terkena musibah dan terjangkit penyakit, serta terkena sihir yang berpengaruh ke jasadnya, maka Qadhi Iyadh berkata: “Dengan demikian nyatalah bahwa sihir itu hanya menguasai jasad dan beberapa anggota tubuhnya yang nampak dan sihir tersebut tidak mampu menguasai akal sehat dan keimanan beliau”. [3]


Dipublikasikan oleh : ibnuramadan.wordpress.com

[1] Lihat buku al-Ikhwanul Muslimun Anugerah yang Terdzalimi, hal. 127 Karya Farid Nu’man

[2] Al-Furuq (4/208) karya al-Qarafi

[3] Fat-hul Baari (10/256) Karya Ibnu Hajar

Disalin dari Buku Ensiklopedi Penghujatan Terhadap Sunnah, hal 271-273, Cetakan Pertama, Pustaka Imam Abu Hanifah-Jakarta.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 8, 2008 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

SA’ID HAWA (Punya Andil Menolak Sunnah)

SA’ID HAWA (Punya Andil Menolak Sunnah)


Oleh. Ustadz Zaenal Abidin Syamsudin, Lc

Dia merupakan seorang penulis yang masyur, da’i kondang dan orator ulung, namun sangat disayangkan coretan penanya banayk mengajak kepada ajaran Tasaawuf, fanatik madzhab, dan mebatasi ilmu fikih pada madzab empat saja sehingga beliau melazimkan setiap muslim dalam beragama agar menganut madzab tertentu dengan prinsip taklid buda. Akan tetapi sangat ironis banyak orang yang tidak mengenali syubhat-syubhatnya dan buta terhadap kesesatannya serta sebagian besar pemuda Islam tertipu dengan kepakarannya, akhirnya mereka tercemar dengan pemikirannya tanpa sadar apalagi buku-bukunya banyak beredar di tengah umat.


Pokok-pokok Pemikirannya

a. Mewajibkan beragama dengan dasar taklid

Beliau sangat menganjurkan taklid kepada madzab tertentu seraya berkata: “Umat Islam tidak perlu belajar tentang fikih kecuali cukup kepada salah seorang Imam mujtahid dan berfatwa dalam berbagai macam kasus dan permasalahan agama dengan madzhab tersebut, dengan cara demikian seorang Muslim tidak mudah tergelincir dalam beragama dan cenderung pemahaman fikihnya lebih mapan dan stabil”. [1]


b Syubhat Seputar Sunnah

Dalam kitab “Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan”, beliau berusaha menolak Sunnah secara halus dan mengajak fanatis madzhab seraya berkata: “Terdapat beberapa hadits yang dianggap lemah karena kitab-kitab yang sampai kepada kita memuat sanad-sanad yang lemah, tetapi seandainya sampai kepada kita kitab yang berbeda mungkin saja hasilnya juga berbeda. Contohnya, terdapat beberapa hadits yang dinyatakan sanadnya dhaif oleh al-Hakim dan semisalnya ternyata baru terkuak bahwa hadits-hadits tersebut shahih setelah kita mendapatkan sanad-sanadnya dari Shahih Ibnu Khuzaimah dengan jalur yang akurat, maka kita tidak boleh tergesa-gesa menolak pendapat salah seorang imam mujtahid karena dianggap pendapatnya bertentangan dengan nash-nash yang shahih, apakah mungkin seorang ulama panutan menentang kebenaran sementara hidupnya lebih banyak dengan Rasulullah dan Shahabat, dan generasi yang paling mengerti tentang ajaran Salafush Shalih.” [2]


Bukankah sikap taklid akan menimbulkan fanatik madzhab dan kejumudan beragama serta menumbuhkan berbagai macam penyimpangan aqidah dan kebid’ahan dalam beragama sehingga semua ulama membencinya, karena sikap taklid bukan jalan menuju pintu gerbang ilmu seperti yang ditegaskan Imam al-Qurthubi: “Taklid bukan ilmu untuk menuju ilmu dan bukan sarana untuk meraih ilmu baik ilmu usul maupun ilmu furu’ maka demikian itu merupakan pendapat jumhur ulama, berbeda dengan pandangan orang-orang bodoh dari kalangan Hasyawiyah dan Tsa’labiyah yang menganggap bahwa taklid sebuah jalan dan sarana untuk mengenali kebenaran dan demikian itu berhukum wajib sementara berfikir dan membahas berhukum haram”. [3]

c. Syubhat seputar aqidah

Dalam kitab “Tarbiyatuna ar-Ruhiyah”, beliau menganggap khurafat kaum sufi sebagai karamah dan membela secara membabi buta seraya berkata: “Pengingkaran karamah kaum sufi merupakan tindakan yang kurang ilmiyah dan penolakan terhadap suatu realita yang tidak pada tempatnya, terutama pengingkaran Karamah yang muncul pada anggota tharigah Rifa’iyah yang banyak timbul kejadian ajaib diantaranya; badan mereka tidak mempan dibakar dan tidak mempan dibacok pedang atau tusukan besi, dan kabarnyakan sepeti ini telah berkembang luas dimasyarakat, maka kebanyakan orang yang awalnya mengingkarinya tapi setelah melihat langsung akhirnya membenarkan keajaiban tersebut. Suatu ketika ada seoarang Nashrani bercerita kepadaku yang sebelumnya ada prang lain juga bercerita kepadaku bahwa ia menyaksikan salah seorang anggota tharikat Rafa’iyah ditusuk dengan pisau besar dari arah pungung hingga tembus ke dada kemudian pisau besar itu dicabut tidak meninggalkan bekas luka sedikitpun, sehingga keajaiban yang terjadi pada anggota Thatiqah Rafi’iyah hingga sekarang merupakan karunia (karamah) dari Allah pada generasi ini”. [4]


Bagaimana mingkin karamah dikaruniakan kepada pelaku bid’ah dan kesesatan, sementara Allah dan Rasul-Nya sangat membenci segala perbuatan bid’ah bahkan demikian itu merupakan kesyirikan dan khurafat yang menjadi faktor utama kemunduran dan kehinaan umat sehingga mereka banyak terjerumus dalam kesyirikan dan kebid’ahan, sebagaimana yang telah ditegaskan Ibnu Qayyim : “Siapa yang merenungkan kondisi alam raya de ngan baik pasti akan mendapatkan kesimpulan bahwa kebaikan yang terjadi di mika bimi ini akibat bertauhid dan beribadah kepada Allah serta mentaati Rasul-Nya, sementara segala keburukan yang terjadi baik berupa fitnah, bencana, kekeringan dan penjajahan musuh akibat penentangan kepada perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengajak kepada selain Allah dan Rasul-Nya”. [5]


Dipublikasikan oleh : ibnuramadan.wordpress.com

[1] Dinukil dari Kitab Zawabigh fi wajhis Sunnah, hal 267 karya Salauddin Maqbul

[2] Lihat kitab Jundullah Tsaqafatan wa Akhlaqan. hal 126 karya Sa’id Hawa

[3] Tafsir Ahkamul Qur’an (1/142) karya al-Qurthubi

[4] Dinukil dari kitab at-Tauhid fi Masiril Amal Islami bainal Waqi’ wal Ma’mul, hal. 47 karya Abdul Aziz bin Abdullah al-Husaini yang menukil dari kitab Tarbiyatuna ar-Rahiyah, hal. 217-218 karya Sa’id Hawa

[5] Lihat Tafsir al-Qayyim, hal. 255 karya Ibnu Qayyim


Disalin dari Buku Ensiklopedi Penghujatan Terhadap Sunnah, hal 268-271, Cetakan Pertama, Pustaka Imam Abu Hanifah-Jakarta.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada November 8, 2008 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

Apakah Hasan Al Banna seorang mubtadi` (ahli bid`ah)?

Syaikh Ali Hasan ditanya:
Apakah Hasan Al-Banna adalah mubtadi'(ahli bid’ah)?

Jawaban:
Hasan Al-Banna rahimahullah telah menyebutkan dalam kitabnya Al-Mudzakkarat bahwa dia menganut tasawwuf di atas aliran Hashafiyyah dan menyebutkan juga dalam buku yang sama bahwa dia menerima aqidah Asy-‘Ariyyah.

Dan dalam Majmu’ur Rasail dalam risalah Al-Aqaid diterangkan bahwa aqidahnya adalah aqidah tafwidl. Yang aqidah ini telah diterangkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa aqidah tafwidl lebih jelek daripada aqidah ta’wil.

Dan dalam risalah Aqaid juga dia menukil dari Abu Hamid Al-Ghazali, Ibnul Jauzi dalam menolak (…ada beberapa kata yang tidak jelas bagi kami-red) dan dari Fakhrurrazi. Tidak ada dalam kitab tersebut nukilan dari Imam Ahmad, Sufyan bin ‘Uyainah, Hammad bin Salamah dan Ibnu Taimiyyah serta Ibnul Qayyim, dan seorangpun dari mereka.

Dan Hasan Al-Banna menyebutkan bahwa jalan dakwahnya adalah tariqah sunniyah, hakikat sufiyyah, gerakan politik, persatuan olah raga dan dakwah Salafiyyah. Maka barang siapa yang begini keadaannya, apa yang lebih pantas untuknya? Dan apa yang mesti diucapkan untuk menghukuminya?

(Tanya Jawab dengan Syaikh Ali Hasan hafidhahullah di Yogyakarta Buletin Al-Manhaj Edisi 7/1419 H/1999M, terbitan Lajnah Khidmatus Sunnah wa Muhaarabatul Bid’ah, Ponpes Ihyaus Sunnah-Degolan-Yogyakarta)

Dipublikasikan oleh : ibnuramadan.wordpress.com

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 8, 2008 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ

 

FATWA ULAMA TENTANG USAMAH BIN LADEN

فتاوى العلماء في أسامة بن لادن

FATWA ULAMA TENTANG USAMAH BIN LADEN

**********

الفتوى الأولى للعلامة الإمام عبد العزيز بن باز – رحمه الله

Fatwa Pertama al-Alamah al-Imam Ibnu bazz –rahimahullahu-

قال الإمام بن باز – رحمه الله : (( أما ما يقوم به الآن محمد المسعري وسعد الفقيه وأشباههما من ناشري الدعوات الفاسدة الضالة فهذا بلا شك شر عظيم ، وهم دعاة شر عظيم ، وفساد كبير ، والواجب الحذر من نشراتهم ، والقضاء عليها ، وإتلافها ، وعدم التعاون معهم في أي شيء يدعو إلى الفساد والشر والباطل والفتن ؛ لأن الله أمر بالتعاون على البر والتقوى لا بالتعاون على الفساد والشر ، ونشر الكذب ، ونشر الدعوات الباطلة التي تسبب الفرقة واختلال الأمن إلى غير ذلك .

Imam Ibnu Bazz rahimahullahu berkata : “Adapun (aktivitas) yang dikerjakan saat ini oleh Muhammad al-Mis’ari dan Sa’ad al-Faqih serta orang-orang yang serupa dengan mereka, dari aktivitas penyebaran propaganda-propaganda yang rusak dan menyesatkan, maka tidak syak lagi hal ini merupakan keburukan yang dahsyat. Mereka-mereka ini adalah para da’i (penyeru) yang menyeru kepada keburukan yang besar dan kerusakan yang hebat. Maka wajiblah berhati-hati dari selebaran-selebaran mereka, membuang dan memusnahkannya, serta jangan mau berta’awun (bekerja sama) dengan mereka dalam segala perkara yang mengajak kepada kerusakan, keburukan, kebatilan dan fitnah. Karena Allah memerintahkan untuk bekerja sama di dalam kebajikan dan ketakwaan, tidak bekerja sama di dalam kerusakan dan keburukan di dalam menyebarkan kedustaan dan di dalam menyebarkan propaganda-propaganda batil yang menyebabkan terjadinya perpecahan, hilangnya rasa aman dan (keburukan-keburukan) lainnya.

هذه النشرات التي تصدر من الفقيه ، أو من المسعري أو من غيرهما من دعاة الباطل ودعاة الشر والفرقة يجب القضاء عليها وإتلافها وعدم الالتفات إليها ، ويجب نصيحتهم وإرشادهم للحق ، وتحذيرهم من هذا الباطل ، ولا يجوز لأحد أن يتعاون معهم في هذا الشر ، ويجب أن ينصحوا ، وأن يعودوا إلى رشدهم ، وأن يدَعوا هذا الباطل ويتركوه .

Selebaran-selebaran ini yang berasal dari al-Faqih, al-Mis’ari atau selain mereka dari kalangan para penyeru kebatilan dan penyeru keburukan dan perpecahan, wajib dibuang, dimusnahkan dan tidak boleh berpaling kepadanya sedikitpun. Wajib pula menasehati dan mengarahkan mereka kepada kebenaran serta mentahdzir mereka dari kebatilan ini. Dan tidaklah boleh bagi seorangpun untuk bekerja sama dengan mereka di dalam perkara buruk ini, namun wajib bagi mereka untuk bertaubat dan kembali kepada jalan yang lurus serta wajib bagi mereka meninggalkan kebatilan ini dan menjauhinya.

ونصيحتي للمسعري والفقيه وابن لادن وجميع من يسلك سبيلهم أن يدَعوا هذا الطريق الوخيم ، وأن يتقوا الله ويحذروا نقمته وغضبه ، وأن يعودوا إلى رشدهم ، وأن يتوبوا إلى الله مما سلف منهم ، والله سبحانه وعد عباده التائبين بقبول توبتهم ، والإحسان إليهم ، كما قال سبحانه : { قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ * وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لا تُنْصَرُونَ} وقال سبحانه : { وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ } والآيات في هذا المعنى كثيرة )) أهـ .( مجلة البحوث الإسلامية العدد 50 ص 7- 17)

Dan nasehatku untuk al-Mis’ari, al-Faqih dan Ibnu Laden serta seluruh orang yang menempuh jalan mereka supaya mau meninggalkan jalan yang jelek ini. Hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan berhati-hati dari murka dan amarah Allah, hendaklah mereka kembali ke jalan yang lurus dan bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa mereka yang telah lalu, karena sesungguhnya Allah menjanjikan bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat pada-Nya untuk menerima taubat mereka, berbuat baik pada mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu : “Katakanlah wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, (karena) sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa kalian semua. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kepada Rabb kalian dan berserahdirilah kepadanya sebelum datangnya adzab kemudian kalian tidak dapat ditolong lagi.” Dan firman-Nya : “Bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” Dan ayat-ayat yang semakna dengan hal ini sangatlah banyak. (Majalah al-Buhuts al-Islamiyyah, no. 10, hal. 7-17).

**********

الفتوى الثانية للعلامة الإمام عبد العزيز بن باز – رحمه الله –

Fatwa Kedua al-Alamah al-Imam Ibnu bazz –rahimahullahu-

ذكر الإمام عبد العزيز بن باز – رحمه الله في (جريدة المسلمون والشرق الأوسط – 9 جمادى الأولى 1417هـ) : أن أسامة بن لادن من المفسدين في الأرض، ويتحرى طرق الشر الفاسدة وخرج عن طاعة ولي الأمر.

Al-Imam Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu di dalam Harian al-Muslimun dan Syirqul Awsath (9 Jumadil Ula 1417) berkata : “Usamah bin Laden termasuk orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi dan menempuh jalan-jalan keburukan yang rusak serta memberontak dari waliyul amri.”

**********

فتوى المحدث الشيخ مقبل بن هادي الوادعيرحمه الله –

Fatwa al-Muhaddits asy-Syaikh Muqbil al-Wadi’iy –rahimahullahu-

. في لقاء مع علامة اليمن الشيخ مقبل بن هادي الوادعي – رحمه اللهفي جريدة الرأي العام الكويتية بتاريخ 19/12/1998 العدد : 11503 قال الشيخ مقبل رحمه الله– : (( أبرأ إلى الله من بن لادن فهوشؤم وبلاء على الأمة وأعمــاله شر )).

Pada liqo’ (pertemuan) bersama Allamah Yaman, asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’iy rahimahullahu, di dalam harian ar-Ro’yu al-’Aam al-Kuwaitiyah tertanggal 19/12/1998, no : 11503. Syaikh Muqbil rahimahullahu berkata : “Aku berlepas diri dari Bin Laden karena dia merupakan kejahatan dan musibah bagi ummat Islam dan aktivitasnya buruk.

و في نفس اللقاء :(( السائل : الملاحظ أن المسلمين يتعرضون للمضايقات في الدول الغربية بمجرد حدوث انفجار في أي مكان في العالم ؟

Pada kesempatan yang sama pula, (Syaikh ditanya) : Penanya : “Memperhatikan kaum muslimin yang dihadapkan dengan tekanan-tekanan di negeri-negeri barat hanya karena terjadinya aktivitas peledakan di mana saja di dunia ini?”

أجاب الشيخ مقبل : أعلم ذلك ، وقد اتصل بي بعض الأخوة من بريطانيا يشكون التضييق عليهم ، ويسألون عما إذا كان يجوز لهم إعلان البراءة من أسامة بن لادن ، فقلنا لهم تبرأنا منه ومن أعماله منذ زمن بعيد ، والواقع يشهد أن المسلمين في دول الغرب مضيق عليهم بسبب الحركات التي تغذيها حركة الإخوان المفلسين أو غيرهم ، والله المستعان .

Syaikh Muqbil menjawab : ” Saya tahu itu, dan beberapa ikhwan dari Inggris telah menghubungiku, mereka mengadukan tentang tekanan yang menimpa mereka. Mereka bertanya apakah boleh mengumumkan baro’ (berlepas diri) dari Usamah bin Laden. Maka kami katakan pada mereka, bahwa kami telah baro’ darinya (Usamah) dan dari segala aktivitasnya semenjak dulu. Dan realitanya menunjukkan bahwa kaum muslimin di negeri-negeri barat tertekan dikarenakan gerakan-gerakan yang dijalankan oleh kelompok Ikhwanul Muflisin (muflis : yang merugi, pent.) atau selainnya. Wallahul Musta’an (Dan hanya Allah-lah tempat memohon pertolongan).

السائل : ألم تقدم نصيحة إلى أسامة بن لادن ؟

أجاب الشيخ : لقد أرسلت نصائح لكن الله أعلم إن كانت وصلت أم لا ، وقد جاءنا منهم أخوة يعرضون مساعدتهم لنا وإعانتهم حتى ندعو إلى الله ، وبعد ذلك فوجئنا بهم يرسلون مالا ويطلبون منا توزيعه على رؤساء القبائل لشراء مدافع ورشاشات ، ولكنني رفضت عرضهم ، وطلبت منهم ألا يأتوا إلى منزلي ثانية ، وأوضحت لهم أن عملنا هو دعوي فقط ولن نسمح لطلبتنا بغير ذلك )) أهـ.

Penanya : “Tidakkah anda sampaikan dulu nasehat kepada Usamah bin Laden?”

Syaikh menjawab : “Aku telah mengirimkan nasehat-nasehat (padanya) akan tetapi Allahu a’lam apakah sampai ataukah tidak. Telah sampai kepada kami ikhwan mereka yang mengajukan bantuan dan pertolongan kepada kami untuk berdakwah kepada Allah. Namun setelah itu kami terkejut tatkala mereka mengirimkan harta dan meminta kepada kami untuk membagikannya kepada para pembesar-pembesar suku/kabilah untuk membeli tank dan persenjataan. Namun aku tolak tawaran mereka dan aku minta mereka supaya tidak datang lagi ke kediamanku untuk kedua kalinya. Dan aku terangkan pada mereka bahwa aktivitas kami adalah aktivitas murni dakwah saja dan kami tidak pernah memberikan izin kepada murid-murid kami beraktivitas selainnya (yakni selain dakwah, pent.).

. وقال الشيخ مقبل – رحمه الله في كتاب (تحفة المجيب) من تسجيل بتاريخ 18 صفر 1417 هـ تحت عنوان (من وراء التفجيرات في أرض الحرمين؟ ) : (( وكذلك إسناد الأمور إلى الجهال، فقد روى البخاري ومسلم في “صحيحيهماعن عبدالله بن عمرو رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم : (( إنّ الله لا يقبض العلم انتزاعًا ينتزعه من العباد، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء، حتّى إذا لم يبق عالمًا اتّخذ النّاس رءوسًا جهّالاً، فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلّوا وأضلّوا )).

Syaikh Muqbil rahimahullahu berkata di dalam kitab Tuhfatul Mujib, dari rekaman kaset tertanggal 18 Shofar 1417 yang berjudul Min Waro` at-Tafjiiraat fi Ardhi al-Haramain : “Dan demikian pula dengan menyandarkan perkara (agama) kepada orang-orang bodoh, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Muslim di dalam Shahih mereka, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dengan begitu saja dari para hamba-hamba-Nya. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga apabila tidak tersisa lagi para ulama, maka manusia menjadikan pimpinan-pimpinan yang bodoh, mereka ditanya dan berfatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.”

كما يقال: العالم الفلاني ما يعرف عن الواقع شيئًا، أو عالم جامد، تنفير، كما تقول مجلة “السنةالتي ينبغي أن تسمى بمجلة البدعة، فقد ظهرت عداوتها لأهل السنة من قضية الخليج.

Seperti yang dikatakan (oleh orang-orang bodoh, pent.) bahwa si fulan yang alim ini tidak faham waqi’ (realita) sedikitpun, atau dia adalah seorang alim yang jumud (beku/kaku metode berfikirnya, pent.) dengan maksud tanfir (menjauhkan ummat dari ulama, pent.), sebagaimana yang di’kata’kan oleh Majalah “As-Sunnah” (milik al-Muntada Inggris yang dikelola Muhammad Surur Zainal Abidin, pent.) –yang lebih layak disebut dengan “Al-Bid’ah”- yang menampakkan permusuhan sengitnya terhadap ahlus sunnah semenjak (meletusnya perang) teluk.

وأقول: إن الناس منذ تركوا الرجوع إلى العلماء تخبطوا يقول الله عز وجل: {وإذا جاءهم أمر من الأمن أو الخوف أذاعوا به ولو ردّوه إلى الرّسول وإلى أولي الأمر منهم لعلمه الّذين يستنبطونه منهم }، وأولي الأمر هم العلماء والأمراء والعقلاء الصالحون. وقارون عند أن خرج على قومه في زينته قال أهل الدنيا: {يا ليت لنا مثل ما أوتي قارون إنّه لذو حظّ عظيم * وقال الّذين أوتوا العلم ويلكم ثواب الله خير لمن آمن وعمل صالحًا ولا يلقّاها إلاّ الصّابرون }.

Dan saya katakan, sesungguhnya manusia tatkala mereka mulai meninggalkan ruju’ (mengembalikan segala permasalahan, pent.) kepada para ulama, mereka akan menyimpang. Allah Azza wa Jalla berfirman : “Jika datang kepada mereka suatu berita tentang ketentraman atau ketakutan, mereka segera menyiarkannya. Seandainya mereka mau menyerahkan perkara tersebut kepada Rasul dan Ulil Amri di tengah-tengah mereka, niscaya tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan mengetahuinya dari mereka.” Dan yang dimaksud dengan Ulil Amri adalah para ulama, umara’ (penguasa), uqolaa’ (orang yang berakal) dan orang-orang yang shalih. (Lihatlah) Qorun ketika dia keluar di hadapan kaumnya dengan segala perhiasannya, maka berkatalah orang-orang ahlud dunya (pencinta dunia) : “Semoga kiranya kita memiliki seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar memiliki keberuntungan yang besar. Namun orang-orang yang berilmu berkata, kecelakaan besarlah bagi kamu, pahala yang Allah berikan adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholih, dan tidaklah diperoleh pahala tersebut kecuali oleh orang-orang yang sabar.

والعلماء يضعون الأشياء مواضعها: {وتلك الأمثال نضربها للنّاس وما يعقلها إلاّ العالمون }، {إنّ في ذلك لآيات للعالمين }، {إنّما يخشى الله من عباده العلماء }، {يرفع الله الّذين آمنوا منكم والّذين أوتوا العلم درجات }. فهل يرفع الله أهل العلم أم أصحاب الثورات والانقلابات وقد جاء في صحيح البخاريعن أبي هريرة رضي الله عنه أنّ النّبيّ eسئل: متى السّاعة؟ فقال: (( إذا وسّد الأمر إلى غير أهله فانتظر السّاعة)) رئيس حزب وهو جاهل.

Adapun para ulama, mereka meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. “Dan itulah permisalan-permisalan yang kami buat bagi manusia dan tiada yang memahaminya melainkan orang-orang yang berilmu.”, “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berilmu.”, “Allah meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian beberapa derajat.” Lantas, siapakah orang yang diangkat (derajatnya) oleh Allah, para ulama ataukah para pelaku revolusi dan kudeta?! Telah datang sebuah hadits di dalam Shohih al-Bukhari dari Abu Hurairoh radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ditanya : “Kapankah as-Sa’ah (terjadinya kiamat)?”, Rasulullah menjawab : “Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehadiran as-Sa’ah.” Dan (telah jelas bahwa) pimpinan hizb (partai) adalah orang yang bodoh.

ومن الأمثلة على هذه الفتن الفتنة التي كادت تدبر لليمن من قبل أسامة بن لادن إذا قيل له: نريد مبلغ عشرين ألف ريال سعودي نبني بها مسجدًا في بلد كذا . فيقول: ليس عندنا إمكانيات، سنعطي إن شاء الله بقدر إمكانياتنا. وإذا قيل له: نريد مدفعًا ورشاشًا وغيرهما. فيقول: خذ هذه مائة ألف (أو أكثر) وإن شاء الله سيأتي الباقي )) أهـ .

Diantara contoh dari fitnah ini adalah fitnah yang telah hampir meliputi Yaman yang dihembuskan oleh Usamah bin Laden. Apabila dikatakan pada dirinya : “kami memerlukan dana sebesar 20.000 Real Saudi untuk membangun Masjid di negeri ini.” Maka dia (Usamah) menjawab : “Kami tidak memiliki kemampuan (sebesar itu), akan kami berikan insya Allah sebatas kemampuan kami.” Namun apabila dikatakan padanya : “Kami memerlukan tank-tank, persenjataan dan selainnya.” Maka niscaya dia akan menjawab : “Ambillah ini, 100.000 –atau lebih- dan insya Allah akan menyusul sisanya.”

**********

فتوى الشيخ العلامة أحمد النجمي حفظه الله –

Fatwa asy-Syaikh al-Allamah Ahmad an-Najmi –hafizhahullahu-

. سئل الشيخ العلامة أحمد النجمي–حفظه الله-:

أحسن الله إليك هذا سائل يقول قد صح النبي عليه الصلاة و السلام أنه قال : (( لعن الله من آوى محدثاً ))،هل هذا الحديث ينطبق على دولة طالبان و خاصة أنهم يؤون الخوارج ويعدونهم في معسكر الفاروق الذي يشرف عليه أسامة بن لادن و فيه أربعة فصائل: الفصيل الأول فصيل المعتم ، وفصيل الشهراني ، و فصيل الهاجري ، وفصيل السعيد ، وهؤلاء الأربعة هم الذين فجروا في العليا ، و يكفرون الحكام و يكفرون العلماء في هذه البلاد ؟

Asy-Syaikh al-Allamah Ahmad an-Najmi hafizhahullahu ditanya :

“Semoga Allah memberi kebaikan pada anda, seorang penanya berkata, telah shahih bahwasanya Nabi ‘alaihi Sholatu wa Salam bersabda : “Allah mengutuk orang-orang yang melindungi pelaku kejahatan.” Apakah hadits ini dapat diterapkan terhadap Daulah Thaliban, khususnya mereka telah menolong khowarij dan mempersiapkan bagi mereka seketariat prajurit “Al-Faruq”, yang dikomandani oleh Usamah bin Laden, yang memiliki empat divisi, yaitu divisi al-Mu’tam, asy-Syahrooni, al-Haajiri dan as-Sa’iid. Dan keempat divisi inilah yang melakukan peledakan di al-’Ulayya dan mengkafirkan pemerintah dan ulama negeri ini?

فأجاب الشيخ حفظه الله-: (( لا شك أن هؤلاء يعتبروا محدثين،و هؤلاء الذين آووهم داخلون في هذا الوعيد الذي قاله النبي صلى الله عليه وسلم و اللعنة التي لعنها من فعل ذلك، (( لعن الله من آوى محدثاً )) فلو أن واحداً قتل بغير حق و أنت أويته و قلت لأصحاب الدم ما لكم عليه سبيل و منعتهم ، ألست تعتبر مؤوياً للمحدثين ! )) أهـ.

Syaikh hafizhahullahu menjawab : “Tidak diragukan lagi, bahwasanya mereka dianggap sebagai para pelaku kejahatan. Dan mereka yang melindungi (para pelaku kejahatan) ini masuk di dalam ancaman hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tadi dan kutukan/laknat ini menimpa siapa saja yang melakukan hal tersebut. “Allah melaknat orang yang melindungi pelaku kejahatan“. Apabila seandainya ada orang yang membunuh tanpa haq (adanya alasan syar’i yang membenarkan pembunuhan tersebut, pent.) dan kamu melindunginya dan mengatakan kepada keluarga orang yang terbunuh, ‘kalian tidak dapat melakukan apa-apa terhadapnya (pembunuh)’ dan kamu menghalang-halangi mereka (dari meminta hak mereka, pent.), bukankah anda termasuk sebagai orang yang membela para pelaku kejahatan?!”

Dipublikasikan oleh : ibnuramadan.wordpress.com

[Dialihbahasakan oleh Abu Salma al-Atsari dari Maktabah as-Sahab as-Salafiyah (www.sahab.org)]

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Agustus 2, 2008 inci ZZ..MEREKA DALAM TIMBANGAN..ZZ